“Kalau pun akan melakukan subsidi melalui anggaran, itu pun belum cukup, karena memang subsidi harus ada dulu barangnya, jadi barang yang disubsidi harus ada, sementara minyak goreng sangat langka,” katanya.
Ia mengungkapkan beberapa penyuplai minyak goreng banyak yang menolak untuk melakukan operasi pasar, begitu juga saat berkoordinasi dengan Bulog tidak bisa menjual minyak goreng karena tidak ada barangnya. Sementara daerah ada yang melakukan operasi pasar minyak goreng sesuai HET, kata dia, stoknya terbatas, penyuplai tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan jumlah banyak.
“Terkait operasi pasar memang di beberapa daerah (luar Garut) telah melakukan operasi pasar, itu pun dalam jumlah yang sangat terbatas,” katanya.
Ia menyampaikan jajarannya terus melakukan langkah antisipasi kelangkaan minyak goreng, seperti melakukan koordinasi dengan pihak penyuplai dan distributor yang ada di Kabupaten Garut.
“Kami melakukan koordinasi dengan pemasok, distributor yang ada di Kabupaten Garut agar tidak terlambat melakukan suplai ke pasar,” katanya. ***