“Muncul ide itu, mengumpukan galon sekali pakai ini. Dan kami sebarkan program ini ke masyarakat dan penghuni rusun. Tak disangka ajakan ini mendapat respon yang luar biasa. Terbukti banyak warga sini yang dengan sukarela mengembalikan sendiri galon sekali pakai ini ke toko. Bahkan kalau pagi hari, banyak galon sudah ada di depan toko kami sebelum toko kami buka,” tuturnya. “Dalam sebulan donasi yang bisa diberikan bisa mencapai sekitar Rp600 ribu.”
Karena punya harga lumayan, Wardy bahkan ingin memastikan, galon sekali pakai yang ia jual akan balik lagi ke tokonya. Dia mengambil kembali galon sekali pakai yang sudah kosong ke rumah-rumah pelanggan tokonya.
“Karyawan saya sembari mengantarkan galon baru akan mengambil juga galon bekas yang sudah kosong. Memang butuh proses. Semakin banyak kita bisa menarik kembali galon yang kosong semakin banyak pula kita bisa berdonasi,” kata Wardy.
Pilihan Wardy dan Melissa mempercayakan donasinya ke YTP bukan tanpa alasan. Menurutnya, Yayasan Tangan Pengharapan yang berdiri sejak tahun 2007 lahir dari mimpi anak bangsa yang rindu untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan kemiskinan serta kurang merata dan mahalnya Pendidikan.
“Dan YTP adalah yayasan yang transparan. Mereka tidak hanya memberikan yang terbaik kepada masyarakat kurang mampu, tetapi mereka juga membangun sekolah-sekolah, memberi makanan sehat dan tersebar di seluruh Indonesia. Syukur kalau kami dinilai peduli, lingkungan dan berderma,” tutup Wardy. ***