![](https://www.jabarnews.com/wp-content/uploads/2024/06/20240612_155723.jpg)
“Sampai sekarang sampah yang dihasilkan dari sekolah ini terus berkurang sampai kurang dari 1 kg. Dan, kami pun tengah menuju ke Adiwiyata Kota Bandung,” katanya.
Disinggung terkait urgensi sampah sampai harus diperkenalkan sejak dini, Kokom pun menegaskan bahwa semua tahu jika makanan atau minuman sudah menggunakan bungkus. Maka, untuk mencegah supaya tak terlalu banyak sampah dan mencegah terjadinya bencana longsor serta rusaknya ekosistem laut. Maka, sedari TK sudah harus meminimalisasi sampah agar lebih sedikit.
Sebanyak 500an siswa ikutserta dalam program P5 yang digelar sehari. Salahseorang siswi kelas 1C SDN 230 Margahayu Raya, Mikhayla Putri mengaku senang bisa ikut menampilkan tarian dengan mengenakan kostum daur ulang dari sampah serta bisa membuat kreativitas seni dari barang-barang bekas.
“Aku senang dengan acara ini. Ya ini (kostum) hasil dari sampah-sampah yang dikreasikan dibantu ibu. Aku juga membuat kerajinan ecobrick dari bahan sampah botol, busa, dan plastik. Enggak susah kok buatnya,” katanya.
Kemudian, Wali Kelas 1C SDN 230 Margahayu Raya, Fitria Mei mengaku kreativitas siswa hari ini merupakan pengimplementasian dari program P5 yang digulirkan pemerintah melalui kurikulum merdeka.