![](https://www.jabarnews.com/wp-content/uploads/2024/06/20240612_155723.jpg)
“Hari ini kebetulan penampilan hasil anak-anak yang sudah dikerjakan selama sebulan sekaligus dikemas dengan adanya gelar karya. Kami sengaja mengusung tema tentang gaya hidup berkelanjutan karena mengingat kondisi sekolah ditambah kota Bandung yang masih belum selesai masalah sampah dan menjadi masalah serius,” katanya.
Fitria pun mengaku anak-anak di SDN 230 Margahayu Raya perlu pembiasaan dan pengenalan terkait sampah, maka sejak semester sebelumnya mereka sudah diminta membuat tong sampah dengan harapan mereka belajar memilah sampah.
“Lalu, di semester kedua ini mereka sudah mulai membuat hasil karya dari sampah non organik, seperti plastik dan botol untuk membuat ecobrick. P5 ini sudah dua tahun bergulir di kami dan melibatkan siswa kelas 1, 2, 4, dan 5 dengan tema secara garis besar sama mengenai pengolahan sampah,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Kelas 1C, Ayu Tresnoningtyas menambahkan kreasi yang ditampilkan anak-anak hari ini dimulai sewaktu mereka setiap semester diberikan tugas oleh wali kelasnya masing-masing untuk mengkreasikan daur ulang, semisal dari ecobrick.
“Ecobrick itu daur ulang sampah-sampah plastik, kami potong-potong dan masukkan ke dalam botol kosong dan kami bisa bentuk apapun dari ecobrick itu. Anak-anai sempat membuat tempat sampah pada semester 1 dan semester 2 membuat ecobrick,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News