“Terus pake kerincingan kayaknya ini keren. Nah di situ idenya. Lalu berpikir lagi ini apa namanya, udah lah disebut alat pendeteksi gempa. Jadi alat ini bisa digantung atau ditempel di kaca dan di pintu,” jelasnya.
Menurut Sri, sejak ide ciptakan kerajinan alat pendeteksi gempa ini muncul seminggu yang lalu, sudah sekitar 10 alat yang berhasil dibuat. Bahkan, beberapa di antaranya telah terjual.
Sedangkan untuk harganya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000, tergantung pada tingkat kerumitan, motif, dan jenis benang yang digunakan. “Kebetulan ini belum launching sebetulnya, tapi ada yang beli udah dikasih aja,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIB Sumedang Ratri Handoyo Eko Saputro mengatakan, jika ada yang berminat dengan kerajinan tersebut, dapat memesannya melalui media sosial Lapas Sumedang, atau langsung menghubungi petugas.
“Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat menghadapi potensi gempa dengan inovasi ini,” ucap Ratri.