Kesadaran Warga Untuk Tes HIV-AIDS Masih Rendah

JABAR NEWS | PURWAKARTA – Banyak orang merasa enggan untuk melakukan tes HIV karena stigma yang ada terhadap penyakit ini. Padahal, makin cepat terdeteksi dan ditangani, maka makin efektif hasil pengobatan HIV. Selain itu, dengan mengetahui status HIV, penderitanya dapat menerapkan langkah – langkah pencegahan penyebaran virus ini.

Melihat kondisi tersebut, Yayasan Resik Purwakarta bersama AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia, Kamis (08/12/2016) menggelar Tes HIV Mobile di dua lokasi sekaligus yaitu Perempatan Sadang dan Simpang Jalan Tol Cikopo.

“Ini kita lakukan agar masyarakat mau mengikuti tes HIV – AIDS selain itu dalam kegiatan ini kita juga menyampaikan informasi tentang apa itu HIV – AIDS,” kata Hasan selaku Ketua Harian Yayasan Resik Purwakarta saat Press Conference Hari AIDS Sedunia 2016 Yayasan Resik dan AIDS Healthcare Foundation (AHF), di Rumah Makan Ciganea Jalan Veteran, Kamis (08/12/2016)

Baca Juga:  Usir Kejenuhan Pemudik Dengan Adanya Avengers di Cikaledong Nagreg

Kegiatan yang digelar masih dalam rangkaian Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2016 tersebut ternyata banyak mendapatkan respon dari masyarakat, ini terlihat dari cukup banyaknya masyarakat yang mengikuti tes HIV – AIDS di dua lokasi tersebut.

“Jumlah warga yang mengikuti tes dari dua tempat yang kita jadikan lokasi pemeriksaan berjumlah 75 orang dan ternyata 2 orang positif terinfeksi,” ujar Hasan.

Sementara, Country Program Manager AHF Indonesia, Riki Febrian mengatakan, dalam mendeteksi dini penderita HIV – AIDS menjadi kesulitan. Kebanyakan ketika datang ke rumah sakit atau Puskesmas, mereka sudah terjangkit dan sejauh ini data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar hingga data terakhir mencapai 24.639 kasus HIV yang positif. Sedangkan untuk AIDS sebanyak 7.452 kasus.

Baca Juga:  Kabiasaan Urang Kanékés Méré Ngaran ka Anakna

Dengan demikian lanjut Riki, saat ini AHF bekerjasama dengan Yayasan Resik di Purwakarta tengah melakukan upaya garapan utama dalam upaya deteksi dini.

“Hal ini guna melakukan pencegahan sedari dini agar bisa menekan kasus tersebut,” ungkapnya.

Riki juga menambahkan, dari data se -Jawa barat, tercatat ada kisaran 800 ribu jiwa lebih dari kalangan pria menjadi pelanggan gender. Bahkan juga, untuk Purwakarta sejak tahun 2009 belum memiliki program intervensi dalam penanganan HIV-AIDS.

Maka Ia berharap Pemerintah bisa memiliki aturan atau Perda yang benar -benar dalam penanganan kasus tersebut.

“Kami harapkan hal itu. Karena dari pengamatan kami di Purwakarta belum ada aturan tersebut. Sehingga penanganan belum maksimal. Terlebih se – Kabupaten Purwakarta sendiri konselor hanya dua orang. Tentunya penanganannya jauh dari kata maksimal dalam hal konseling bagi si penderita,” tambahnya.

Baca Juga:  Blusukan ke Gang Sempit, Aries Raih Simpati Warga

AHF Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Resik saat ini mengembangkan program tes HIV – AIDS melalui metode Community Rapid Test Program (RTP), dimana program ini menitikberatkan pada penemuan kasus baru HIV – AIDS dan pengobatannya secara rutin bagi orang yang sudah terpapar HIV – AIDS.

“Dengan adanya program RTP diharapkan mampu membantu pendeteksian secara dini kasus HIV – AIDS di Kabupaten Purwakarta,” jelas Riki.

Seperti diketahui, sejak terdeteksi pada tahun 2007 hingga November 2016, secara kumulatif Dinas Kesehatan dan RSUD Purwakarta mencatat jumlah kasus HIV – AIDS mencapai 259 kasus, termaksuk diantaranya 4 ibu hamil yang positif HIV pada satu bulan terakhir. (Zal)

Jabar News | Berita Jawa Barat