Esoknya, kata RA, mereka diberangkatkan menuju tempat kerja berbatasan dengan negara Thailand. Setibanya di tempat kerja, mereka bergabung dengan pekerja lainnya berasal dari beberapa negara.
“Semua android pribadi kami disita pihak perusahaan, lalu kami diberi 3 unit android untuk bekerja,” ungkap dia.
Menurutnya, dalam satu ruangan kerja terdapat 20 orang pihak perusahaan menyediakan komputer yang digunakan untuk melakukan penipuan aplikasi online. Identitas dan foto semua pekerja di palsukan oleh perusahaan agar lebih mudah melakukan penipuan.
“Nama dan foto kami semua dipalsukan agar dapat menipu orang melalui aplikasi online,” papar RA.
RA menambahkan, bagi pekerja warga Negara Indonesia pihak perusahaan menyediakan aplikasi online dengan Bahasa Indonesia, sementara pekerja dari negara lain menggunakan bahasa sesuai dengan negara asal pekerja tersebut.