Asep menyatakan saat ini pihaknya tengah melakukan skrining terhadap masyarakat di Kecamatan Cilawu untuk mendeteksi apakah mereka terkena keracunan sate jebred. Jika seseorang menunjukkan gejala sakit dan memiliki riwayat mengonsumsi sate tersebut, langkah medis akan segera diambil.
Asep juga mengimbau masyarakat yang mengeluhkan gejala keracunan, seperti mual, pusing, dan muntah-muntah, untuk segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Terkait hasil laboratorium pemeriksaan sampel makanan dan muntahan dalam kasus keracunan makanan, Asep menjelaskan bahwa proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, paling cepat sepekan.
Uji laboratorium dilakukan tidak hanya oleh Dinkes Garut, tetapi juga oleh Kepolisian Resor Garut, yang melakukan pengujian di Pusat Laboratorium Mabes Polri.
Hasil uji laboratorium yang pertama akan menjadi indikasi penyebab keracunan makanan ini. Sejumlah warga di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, sebelumnya melaporkan gejala sakit seperti mual, pusing, dan muntah-muntah setelah mengonsumsi sate jebred, pada Minggu (8/10) malam. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News