Sementara itu, di sejumlah pasar tradisional juga terjadi kelangkaan beras sejak akhir Januari tanpa diketahui penyebabnya.
Sementara Edo, seorang pedagang beras di Pasar Kosambi, mengungkapkan bahwa kelangkaan beras medium sudah terjadi sejak bulan Januari.
Edo mengaku bahwa setiap pembelian beras dari penggilingan di Ciparay, Kabupaten Bandung, hanya mendapatkan sedikit pasokan. “Dua pekan lalu misalnya, pesanan 1 ton atau 1,5 ton hanya diberi 5 kuintal,” kata Edo.
Suplai beras terakhir yang diterima Edo adalah pekan lalu pada hari Kamis dan Jumat, namun stok yang diberikan tetap terbatas.
Atas kondisi tersebut, Andri, seorang pedagang beras, mengaku untuk sementara tidak menjual beras medium karena langkanya pasokan. Saat ini, ia hanya menjual beras premium dan beras Pandanwangi. “Beras medium sudah tidak ada, yang ada hanya Premium dan Pandawangi,” ungkapnya.
Andri juga menjelaskan bahwa ia sempat menjual beras medium patah, namun konsumen, terutama dari kalangan keluarga dan rumah makan, mengeluh karena harganya yang relatif tinggi, yaitu Rp 16.000 per kilogram.
Ia menyebut bahwa kondisi stok dan harga beras saat ini lebih parah dibandingkan tahun lalu. Harga beras premium saat ini disebut mencapai Rp 18.000 per kilogram. Sedangkan harga normalnya sekitar Rp 16 ribu. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News