“Nakhoda kemudian memutuskan untuk menurunkan jangkar di posisi L 05.50.000, B 107.00.000,” ujar Mahpudin.
Seluruh awak kapal langsung mengenakan jaket pelampung untuk berjaga-jaga. Namun, jangkar kapal tidak mampu menahan tekanan ombak, sehingga tali jangkar pun putus.
Gelombang besar terus mengguncang kapal hingga menyebabkan kemiringan ke sisi kiri. Sebagian badan kapal akhirnya mulai tenggelam. Kru kapal berusaha bertahan dengan naik ke bagian kapal yang masih berada di atas permukaan air.
Mahpudin menjelaskan bahwa sekitar pukul 22.10 WIB, sang nakhoda menggunakan senter untuk memberikan sinyal kepada kapal-kapal yang melintas. Upaya tersebut membuahkan hasil ketika sebuah perahu nelayan kecil dari Ciparage, Karawang, merespons sinyal tersebut.