Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip oleh JPNN.com pada Rabu (25/9), Silvia juga menyoroti dakwaan yang menyatakan Yosep bertindak sendiri dalam membunuh Amel, korban, dan membopongnya dengan kepala terluka parah.
Menurutnya, hal ini tidak masuk akal karena hanya ada sedikit bercak darah pada baju terdakwa, padahal kepala korban mengalami luka terbuka yang seharusnya menyebabkan banyak darah.
Ia juga merujuk pada hasil uji lab forensik yang menunjukkan kesesuaian DNA korban dengan bukti darah di tempat kejadian. Namun, Silvia menegaskan bahwa ini tidak otomatis menjadikan Yosep pelaku.
“Yosep mungkin terkontaminasi darah korban karena ketidaksengajaan saat mengakses tempat kejadian perkara (TKP) dalam kondisi panik,” jelasnya.
Selain itu, Silvia menyebut bahwa kesaksian yang melihat Yosep di TKP saat kejadian belum divalidasi dengan bukti lain seperti rekaman CCTV. Rekaman yang seharusnya bisa mendukung kesaksian tersebut dilaporkan hilang dan tidak dihadirkan oleh JPU.