Menurut Prof. Edi, Unisba telah memberikan bekal kepada wisudawan dalam mengembangkan potensi kemanusiaan melalui berbagai kegiatan ekstra seperti taaruf, latihan kepemimpinan, pesantren mahasiswa, pesantren sarjana dan pesantren dokter serta beragam kegiatan lainnya yang bertujuan untuk pengembangan diri, bakat dan minat, termasuk kegiatan di ormawa.
“Untuk itu tetaplah menjadi orang yang tawadu/rendah hati, karena sesungguhnya tak seorang pun di dunia ini yang berhak menepuk dada. Kita harus terbiasa menerima masukan dari banyak sumber pembelajaran,” tuturnya.
Prof. Edi pun berpesan untuk selalu mendoakan orang tua dengan doa terbaik. “Sayangilah mereka, janganlah terbersit dalam diri kita rasa jengkel apalagi marah kepada ibu kita. Karena ibu adalah keramat dan surga dunia,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wil. IV Jawa Barat dan Banten, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M menyampaikan, tingkat kesuksesan seseorang tidak diukur dengan banyaknya gelar atau koleksi toga, serta kekayaan dan tingginya jabatan yang dimiliki, akan tetapi kesuksesan yang sebenarnya adalah apabila hidup dan khidmat kepada masyarakat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk sesama.
“Artinya tingkat kesuksesan adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk sesama, maka setidaknya harus menekankan itu untuk menjadi orang yang terus menerus berkhidmat dan berkontribusi kepada masyarakat,” ucap Samsuri.