Lawan Hoaks, AMSI – Google News Initiative Gelar Training Literasi Berita

JABARNEWS | BANDUNG – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan dukungan Google News Initiative dan Cek Fakta menyelenggarakan Training Literasi Berita (News Literacy) bagi publik, mahasiswa, akademisi, dan jurnalis. 

Dimulai di Kalimantan Barat, training ini diselenggarakan di 9 wilayah lain, yaitu Aceh, Maluku-Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua-Papua Barat. 

Dalam sambutannya, Wakil Ketua II AMSI Irfan Djunaidi menyampaikan, pelatihan ini diselenggarakan dengan harapan para  peserta dapat mengidentifikasi informasi yang berdasarkan fakta dan yang tidak sesuai fakta. 

“Saat ini kondisi memang tidak mudah karena banyaknya berita atau informasi yang bercampur (fakta dan bukan fakta) dengan tujuan tertentu,” kata Irfan Djunaidi, Rabu (1/9/2021).

Baca Juga:  Puasa, Yayasan Resik Tetap Berikan Penyuluhan HIV/AIDS

Meski demikian, ia mengharapkan peserta dari pelatihan daring ini dapat terlibat dalam gerakan melawan informasi bohong atau hoaks. Kemampuan memverifikasi informasi yang benar, kata dia, sangat bermanfaat bagi masyarakat. 

“Karena itu diharapkan peserta dapat terlibat menahan laju sebaran hoaks atau informasi bohong, yang saat ini dampaknya cukup besar, dan merusak sendi-sendi sosial, bahkan mempengaruhi kebijakan,” katanya. 

Melalui video pengantar, News Lab Lead Google Asia Pacific (APAC) Irene Jay Liu menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menangkal misinformasi.  

Ia pun berharap pelatihan ini dapat membantu masyarakat mengidentifikasi informasi tersebut benar berdasarkan fakta atau hanya fiksi.

Baca Juga:  Panwaslu: Jum'at Depan Putusan Sengketa Paslon Rustandie-Dikdik

“Terlebih di era pandemi, jika kita tidak dapat membedakan antara informasi yang benar dan fiksi, itu bisa menjadi masalah hidup dan mati,” katanya.

“Apalagi informasi tersebut adalah informasi penting yang akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan penting bagi keluarga yang mereka cintai,” sambung dia.

Sebelumnya AMSI telah melatih 20 jurnalis dari media anggota AMSI sebagai trainer Literasi Berita dan kemudian menyelenggarakan training bagi publik ini. 

Pada kedua  training tersebut, AMSI mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Masato Kajimoto, Associate Professor di University of Hong Kong. 

Baca Juga:  Dugaan Korupsi Pembangunan Masjid Al Jabbar dan di Sejumlah BUMD Jabar, Dilaporkan ke KPK

Melalui video pengantar, saat pembukaan training yang diikuti lebih dari 30 peserta ini, pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) tersebut mengatakan kurikulum ini lebih dari sekedar materi membongkar fakta. 

“Tapi kurikulum ini juga membahas hal lain yang merupakan bagian dari literasi berita,” ujarnya. 

Materi yang akan diterima peserta mencakup di antaranya dampak media sosial terhadap pemahaman publik pada informasi, mewaspadai efek makna ganda pada efek visual atau foto berita dan lain-lain. Peserta akan menerima 7 materi terkait literasi berita. 

Hingga akhir September, AMSI menargetkan setidaknya 300 orang dari berbagai unsur mendapatkan pemahaman terkait isu ini. (Red)