Di desa ini, kata dia, pihaknya menemukan anak yang tidak bisa baca, tulis, menghitung, dan mengaji pada pendidikan nonformal. Namun, setelah empat minggu kegiatan sekolah bestari dilakukan, yang mulanya tidak bisa membaca, menulis, dan menghitung, setelah mengikuti sekolah bestari, para siswa sudah bisa baca, tulis, dan hitung.
Mahasiswa juga mendirikan Taman Literasi Menara Bestari di Masjid Assalam 1 dan pembuatan website literasi muda Belitung Timur untuk mengangkat wisata Belitung Timur melalui literasi yang dibuat oleh anak-anak Belitung Timur.
Adanya temuan anak yang belum bisa baca tulis itu juga mendorong mahasiswa memberi pelatihan digitalisasi administrasi desa dengan membuat aplikasi pendataan anak tidak sekolah dan pembuatan logo Desa Baru.
Dengan adanya aplikasi ini, pendataan anak tidak sekolah lebih mudah, efektif, dan efisien sehingga penyajian laporan anak tidak sekolah lebih cepat. Aplikasi dapat digunakan secara maksimal dalam validasi data oleh perangkat desa sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri menyampaikan, kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi agenda yang bisa dikonversi ke dalam 20 SKS perkuliahan.
“Sebagaimana Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023, dalam kebijakan Kampus Merdeka Mandiri, maksimum 3 semester mahasiswa berkuliah tidak di ruang kelas, melainkan langsung di lapangan,” ujar Samsuri, Rabu (4/12/2024)
Para mahasiswa dibebaskan untuk memilih lokasi mana yang ingin mereka jadikan tempat kuliah kerja nyata (KKN), ada yang di perusahaan, desa, atau NGO.