Mangga Roman Ayu Jadi Komoditas Unggulan Baru Cirebon

Wahyu Mijaya
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya. (Foto: Istimewa).

JABARNEWS | CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah mendistribusikan 2.000 bibit pohon mangga varietas roman ayu kepada petani setempat sebagai bagian dari upaya menjadikan mangga ini sebagai komoditas unggulan baru daerah pada tahun 2025.

Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menyampaikan bahwa varietas ini merupakan inovasi lokal yang dikembangkan oleh seorang petani bernama Rahman sejak 2005.

“Dari dua pohon awal, kini kami memiliki 2.000 bibit siap tanam. Mangga roman ayu kami kembangkan untuk dapat menjadi ikon baru, seperti halnya mangga gedong gincu,” ujar Wahyu di Cirebon, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga:  Galih Potensi Eksport Lokal, Smartfren Gelar Kompotensi Mobil Legends Di Cirebon

Nama “roman ayu” diambil dari bahasa daerah yang bermakna wajah cantik. Varietas ini diharapkan menjadi simbol harapan baru bagi sektor pertanian Kabupaten Cirebon.

Wahyu menjelaskan, setelah menghadapi berbagai tantangan, termasuk kesulitan menembus pasar ekspor Jepang, varietas ini mulai mendapat perhatian pemerintah, termasuk dari Kementerian Pertanian.

Baca Juga:  Ramalan Cuaca Jabar Rabu 28 Juni 2023, Begini Kata BMKG

“Mangga roman ayu memiliki ukuran lebih besar dibandingkan jenis lainnya dan berpotensi meningkatkan daya saing daerah,” tambahnya.

Selain mendukung sektor pertanian, pemerintah daerah telah mengintegrasikan keunikan mangga ini ke dalam industri kreatif melalui batik bermotif mangga roman ayu, hasil kolaborasi dengan desainer ternama.

Produksi mangga di Kabupaten Cirebon pada 2023 tercatat mencapai 43.099 ton, dengan sejumlah kecamatan seperti Lemahabang, Astanajapura, Palimanan, dan Susukan Lebak sebagai sentra produksi.

Baca Juga:  DPRD Karawang Dorong Mitigasi Bencana Lebih Ketat Jelang Libur Nataru, Ungkit Peringatan BMKG

Wahyu juga mengajak masyarakat untuk mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman produktif seperti cabai dan tomat atau melakukan urban farming, seperti beternak lele dalam ember.

“Langkah ini merupakan upaya konkret memperkuat ketahanan pangan keluarga dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat,” pungkas Wahyu. (Red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News