Mantan Gubernur Jabar Meninggal Dunia, Ini Jejak Karir HR Nuriana

Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode HR Nana Nuriana. (Foto: Istimewa).

Sebelum menjadi gubernur, dia menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dari tahun 1991 sampai 1993, kemudian ditunjuk jadi Gubernur Jabar menggantikan seniornya, Yogie Suardi Memet.

Selama menjabat gubernur periode periode 1993−1998 dan 1998−2003, Nana Nuriana dikenal sebagai sosok yang pendiam dan terkesan low profile.

Pada saat Presiden Soeharto mempersiapkan Kawasan Jonggol sebagai lokasi Ibukota Indonesia baru, dia membentuk tim khusus dan turut membantu pembebasan lahan untuk mendukung gagasan tersebut.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Ingatkan Semua Pemangku Kepentingan untuk Jaga Kondusifitas di Pemilu 2024

Pada tahun 1997, Nana memohon dukungan kepada DPRD Jawa Barat dalam mengajukan wilayah selatan atau penyangga kawasan calon ibu kota Indonesia baru di Jonggol untuk dijadikan pusat pemerintahan provinsi yang baru, yaitu Cikalongkulon, Cianjur serta sebagian desa di Jonggol selatan.

Baca Juga:  Innalillahi, Sebuah Mobil Menghantam Patung Kendi di Jalan R.E Martadinata Purwakarta

Alasan pemindahan ibukota baru Jawa Barat cukup beragam yang dimulai dari tuntutan warga Banten yang mengeluh jauhnya ibu kota Jawa Barat dari wilayah mereka hingga lokasi kantor-kantor pemerintah provinsi yang terpisah-pisah. Akan tetapi, hingga akhir jabatannya pemindahan tersebut tidak terlaksana.

Pascareformasi, Nana menjadi tokoh penting dalam pembentukan Provinsi Banten, serta berperan besar dalam peningkatan status kota administrasi di Jawa Barat.

Baca Juga:  Seluruh Kecamatan di Purwakarta Zona Merah, Pos-Pos PPKM Kembali Dihidupkan

Nuriana pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari pemerintah pada 7 Agustus 1995. Setelah tak menjabat gubernur, Nuriana sempat berurusan dengan pengadilan, menjadi saksi dalam kasus Kavling Gate. (Red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News