Elpi menilai pendekatan media yang humanis ini menjadi harapan di tengah banyak tantangan di media sosial di mana masih banyak misinformasi, disinformasi, bahkan hoaks terkait almarhum Eril.
Pihak keluarga, katanya, tidak bisa mencegah dan mengendalikan. Keluarga juga sangat menyadari peristiwa Eril yang masuk ke ruang publik menjadi konsumsi publik.
Maka dari itu banyak berbagai pandangan saran, opini terhadap situasi. “Perbedaan pandangan ini lumrah karena negara demokrasi, semua orang bisa berpendapat,” terang Elpi.
Selain itu pihak keluarga juga turut menyampaikan terima kasih kepada para ulama, ustaz, habib, majelis ulama, yang selalu terbuka menerima konsultasi kepada keluarga terkait peristiwa yang cukup besar yang terjadi kepada Eril.
Sehingga keluarga mendapatkan panduan tentang bagaimana menyikapi peristiwa ini dari sisi akidah, syariah, dan akhlak. (Red)