“Kerja sama dengan pihak sekolah sangat penting. Anak-anak diajarkan memilah sampah sejak dini, dan mereka bisa melihat langsung bagaimana maggot bekerja,” ujar Erni.
Menurutnya, program Zero Food Waste ini tidak sekedar mengajarkan teori, melainkan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang cara mengolah sampah organik, yang pada akhirnya akan membangun kesadaran lingkungan dan membentuk kebiasaan positif peserta didik.
Hal senada diungkapkan Imam Canafi, Koordinator Fasum TPS 3R Dian Anyar Ciseureuh. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam program Zero Food Waste.
Menurutnya, kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan TPS 3R menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Imam juga berharap, program seperti ini dapat diadopsi oleh TPS lain. “Kami berharap program ini bisa menjadi contoh dan diadopsi oleh TPS lain,” pungkas Imam.(Hen)