Sejak hadirnya mobil odong-odong ini, kata Warjaya, pendapatan sopir angkot menurun. Hal ini menyebabkan sopir angkot kesulitan mencukupi kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan sekolah anak.
Sementara itu Pengurus Paguyuban Angkot Karawang, Ari Kurnia mengungkapkan, dalam sehari ia hanya membawa uang Rp 20.000-30.000 ke rumah. Jumlah tersebut bersih setelah dipotong setoran ke pemilik angkot senilai Rp 110 ribu dan ongkos bensin.
“Sebelum kendaraan modifikasi makin marak, kami bisa mengantongi lebih dari Rp 50.000 dalam sehari,” ujar Ari. (red)