“Daripada membeli pupuk ke orang lain, sekarang kami memproduksi pupuk organik sendiri. Untuk seperempat karung harus 500 karung, tapi sekarang mah setenganya lah,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, Ananda mulai merasakan manisnya menjadi seorang petani. Soal pundi-pundi rupiah yang didapatkannya, ia tidak menyebutkan secara detail. Namun bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan bisa mengembangkan usahanya.
Hal yang paling membanggakan baginya, bukan soal materi yang diperoleh dan penghargaan dari Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika. Tapi ketekunannya di bidang pertanian menjadi inspirasi bagi pemuda di kampung hingga mau terjun ke dunia pertanian. Saat ini, ia bersama sejumlah rekannya membentuk kelompok tani dengan tujuan ingin memajukan sektor pertanian di kampung halamannya.
“Kalau dibilang sukses mah relatif, gimana cara kita mensyukurinya. Ada yang dari segi penghasilan kesuksesannya, tapi menurut saya definisi titik kesuksesan buat diri saya sendiri itu bisa menumbuh minatkan pemuda-pemudi untuk bisa terjun ke dunia pertanian,” katanya.
Ananda berharap, usahanya bisa semakin maju dan ingin memperluas ladangnya. Adapun rencana kedepannya, niat ia bersama dengan sejumlah rekannya memajukan bidang pertanian bisa didukung oleh pemerintah desa setempat dan dinas terkait serta bisa bekerja sama dengan Perhutani.
Ia pun berpesan kepada generasi muda jangan malu menjadi petani. Bila ada yang sudah memulai bertani, jangan mudah menyerah tetap semangat sehingga Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.