Menurut Prof. Edi, dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan menghindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam Al-Quran seperti tidak saling mencaci (latahmizuanfusakum), tidak saling memata-matai keburukan orang lain (la tajassasu), dan tidak saling menolong dalam dosa dan permusuhan (la ta’awanualal ismi waludwan).
Dia mengajak agar di bulan Syawal ini untuk dapat memfokuskan kembali pusat perhatian dalam merawat, menjaga dan membesarkan Unisba.
“Dinamika yang terjadi selama ini harus menjadi ibroh bagi kita semua, bahwa ternyata dalam perjuangan itu selalu ada kerikil-kerikil yang kalau salah menyikapinya, akan menghancurkan cita-cita dalam membangun Unisba sebagai sebuah Perguruan Tinggi Islam tempat perjuangan dan dakwah sekaligus merupakan kebanggaan Umat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Edi berpesan dan mengingatkan kepada diri sendiri dan penunjang utama Unisba yakni tenaga kependidikan untuk melayani mahasiswa dengan baik, ramah dan sopan, serta trengginas.
Sementara kepada mahasiswa Rektor mengingatkan kembali cita-cita awal datang ke Unisba yaitu mencari ilmu. “Raihlah air kehidupan yang berupa ilmu dan hikmah dari telaga jernih yang Bernama Unisba. Perjuangkanlah untuk mendapat ilmu dengan jihad yang maksimal karena sesungguhnya menuntut ilmu itu adalah berada di jalan jihad,” bebernya.