Dijelaskan, sering terjadi aksi vandalisme misalnya mencorat-coret fasilitas umum, membuang sampah sembarangan, menyalakan api sembarangan, menghancurkan jendela dan bangunan, menggores cat mobil, dan tindakan tidak bertanggung jawab lainnya.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jabar ini mengemukaan berbagai cara yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi tindakan vandalisme pada remaja, yakni melalui pendekatan keluarga dan patroli aparat pemerintahan.
Sebagai lingkungan yang terdekat dengan remaja, keluarga perlu membangun komunikasi yang baik untuk mengatasi persoalan ini.
Kegiatan positif ini dapat menjadi kesibukan remaja pada waktu luang sehingga mereka terhindar dari perbuatan yang sia-sia. Selain itu ada pendekatan konseling dan terapi dari sekolah. Karena itu sekolah harus juga memfasilitasi kegiatan konseling dan terapi.
“Padahal, akan lebih efektif apabila kebiasaan di lingkungan keluarga dan sekolah membiasakan konseling dan terapi di setiap waktu dibutuhkan agar kita semua terhindar dari masalah vandalisme dan premanisme,” ungkapnya lagi.
Dikatakan, konseling dapat dilakukan bersama seorang psikolog atau guru BK di sekolah. Sebagai pihak yang lebih netral, konselor profesional dapat membantu pendidik menemukan solusi untuk mencapai tujuan baik, demi memperbaiki perilaku dan pola pikir remaja, ataupun yang harus diperbaiki dari sisi orangtua.