Musim Penghujan, Pengrajin Gerabah di Purwakarta Alami Penurunan Omset

Pengrajin Gerabah atau Keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. (Foto: Gin/JabarNews).

Meski begitu, Asep menambahkan, produksi keramik harus tetap berjalan untuk memenuhi permintaan pelanggan di luar kota setelah sebelumnya sudah melakukan kontrak kirim kramik. Kontrak yang sudah terjalin dengan pelanggan di luar kota didominasi jenis pot dengan berbagai ukuran.

Baca Juga:  Jelang Libur Nataru, Keterisian Hotel di Bandung Barat Malah Turun Signifikan

“Kalau produksi masih, karena sudah kontrak dengan beberapa pelanggan di luar kota. Cuma itu tadi, saat ini prosesnya terhambat karena cuaca dan dampaknya pada penurunan omzet,” tutur Asep.

Baca Juga:  Sisir Perkampungan, Polisi di Purwakarta Berpatroli dengan Berjalan Kaki

Ia menjelaskan, standarnya waktu untuk membakar 100 set keramik jenis pot bisa memakan waktu sekitar 18 jam.Pembakaran tidak bisa dipercepat dan kalau dipaksakan akan berdampak pada kualitas pada hasil keramik itu sendiri.

Baca Juga:  Putusan Kasus Mamin Ngendap 10 Tahun, PN Purwakarta Bentuk Tim untuk Menelusuri Penyebabnya

“Untuk mencapai kualitas terbaik, pengeringan dan pembakaran memang harus maksimal. Kalau tidak, dampaknya pada kualitas keramik,” ucap Asep. (Gin)