Pameran Perdana Galeri Hybridium Hadir di Lawangwangi Creative Space

Pameran Perdana Galeri Hybridium di Lawangwangi Creative Space. (Foto: Istimewa).

“Hybridium sebagai sebuah galeri alternatif untuk seniman-seniman yang recognize dengan karya multiple/edisi, harga jual lebih murah. Hybridium bisa mengakomodasi karya seniman arus bawah, seniman arus tengah yang sulit masuk ke galeri-galeri besar. Hybridium juga bisa mengakomodasi karya-karya contemporary craft yang cenderung lebih representasi personal dari pada fungsional,” kata Asmudjo J. Irianto, kurator seni rupa, di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jumat (23/2/2024).

Direktur ArtSociates Andonowati menjelaskan bahwa segmentasi pasar seni yang disajikan di Hybridium lebih menyasar kolektor-kolektor muda karena harganya lebih terjangkau dengan karya-karya seniman dengan scale yang lebih kecil dan memiliki edisi atau jumlah terbatas.

Baca Juga:  Pelat Nomor Berakhiran RF Bukan Untuk Sembarangan

Hybridium laiknya sebuah mini galeri untuk karya seni ukuran kecil seperti sketsa, drawing juga karya cetak grafis yang menjadi penanda Hybridium sebagai galeri khusus karya seni dengan edisi terbatas, diproduksi lebih dari satu pieces dari sebuah karya. Kemungkinan material karya yang disajikan di Hybridium selain karya seni grafis ada juga karya video seni atau karya digital (edisi terbatas); karya trimatra seperti objek instalasi, keramik, tapestri, patung figurin dan benda seni dengan scale/ukuran yang lebih kecil dengan material logam, kayu, kertas, serat, dan lain-lain sebagainya.

Baca Juga:  Wah! Uu Ruzhanul Ulum Ingin Maju di Pilgub Jabar, Ada Dorongan dari Tokoh Sunda?

Asmudjo J. Irianto juga menjelaskan dalam catatan kuratorialnya tentang bagaimana pengaruh medium specificity dalam seni rupa modern Barat tetap memberikan inspirasi dalam seni rupa kontemporer. Perkembangan teknologi digital turut mendorong lahirnya new media art, seperti seni video, seni internet, dan seni digital dalam berbagai bentuknya.

Baca Juga:  Begini Cara Melindungi Diri Dari Cacar Monyet

Dalam konteks seni rupa kontemporer di Indonesia, Hybridium membawakan kembali peran seni minor atau craft. Meskipun di Barat, karya-karya seperti seni cetak grafis, objek dari berbagai material, dan karya on-paper pernah dianggap sebagai seni minor, di Indonesia, seniman non-lukis dengan medium tersebut dapat dengan mudah hadir di arus utama seni rupa kontemporer.