JABARNEWS | SUBANG – Memasuki panen raya tahun 2018, harga gabah di sentra produksi beras nasional (Kabupaten Subang) anjlok. Anjloknya harga gabah ini dikeluhkan petani, karena mereka tidak bisa menikmati keuntungan dari hasil kerja kerasnya.
Ujang (50), salah seorang petani di Kampung Ciasem, mengatakan, Subang lumbung padi Jabar, namun permasalahan pertanin belum sepenuhnya disupport atau diperhatikan pemerintah
Dia menjelaskan, masalah serangan hama dan kekeringan atau kebanjiran, Petani dibiarkan untuk berjuang sendiri mengatasinya.
“Nah sekarang, harga jual gabah yang rendah, sudah pasti membuat petani rugi. Biaya produksi padi cukup tinggi, karena harga pupuk dan biaya tenaga kerja juga tinggi,” kata Ujang, Kamis (22/3/2018)
Padahal saat panen terakhir, harga gabah di tingkat petani sangat bagus, sehingga para petani bersemangat menanam padi. Petani pun menjaga sawahnya dari serangan hama dan penyakit tanaman
“Ya bagi petani tentunya kecewa, panen raya, ehh harga gabah malah turun, kami hanya bisa ngelus dada Kang,”ungkapnya
Menurutnya, petani tidak meminta banyak dari pemerintah, yang penting pemerintah bisa menjaga harga jual gabah stabil.
“Saya mohon, kalau pemerintah bisa membantu, daerah Subang kan akan mengalami puncak panen, ya kalau bisa harga gabahnya bisa disetabilkan, ” harapnya.
Sementara dari data Dinas Ketahanan Pangan, Kabupaten Subang, panen raya telah dilaksanakan disejumlah wilayah kecamatan, diantaranya di Kecamatan Patokbeusi, Ciasem, Pusakanegara, Pusakajaya, Pamanukan, Blanakan, Sukasari, Compreng, Cipunagara, Pagaden dan kecamatan lainnya.
“Alhamdulilla,ketersediaan dan cadangan pangan di masyarakat mulai ada. Seiring dengan panen di beberapa tempat walaupun tidak serempak namun estafet dari satu tempat ke tempat yang lain,” kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan di Dinas Ketahanan Pangan, Dewi Lestari
Kata Dewi, meski memasuki musim panen, harga gabah kering justru malah mengalami penurunan. Jika sebelumnya Rp8.000/kg lebih, pada saat sekarang mengalami penurunan hingga Rp5.000 kg. ” Ya, hukumnya memang seperti itu, pasokan banyak harga turun, begitupun sebaliknya,” ungkap Dewi
“Kondisi ini belum bisa mendongkrak harga beras di pasar sampai dengan harga normal, karena sampai dengan sekarang sekarantg harga beras medium masih diangka Rp10 ribu perkilogram, sedangkan premium di angka Rp11ribu sampoai Rp12 ribu perkilonya,” jelasnya
Selanjutnya, dinas Ketahanan pangan senantiasa berupaya menstabilkan pasokan dan harga pangan sehingga petani bisa mendapatkan harga layak dan konsumen juga mendapatkan harga terjangkau. (Mar)
Jabarnews | Berita Jawa Barat