Pasca Gempa Cianjur, Bendungan Jatiluhur Dipastikan Aman

Bendungan Ir. H. Djuanda yang terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. (Foto: Gin/JabarNews).

Dijelaskannya, alasannya kenapa Bendungan Jatiluhur aman terhadap guncangan gempa Cianjur, dalam pembangunannya pada tahun 1957 sampai dengan diresmikannya tahun 1967, pemerintah sudah konsen terhadap kondisi wilayah di Jawa barat, berbagai kemungkinan akan terjadi termasuk ancaman gempa bumi sudah diperhitungkan, sehingga pemerintah membangun bendungan Jatiluhur ini dengan tipe urugan yang fleksibel terhadap guncangan.

“Secara kontruksi memang bendungan kita ini adalah bendungan tipe urugan, dimana tipe bendungan ini memiliki salah satu kelebihan atau keunggulan desain gempa yang lebih besar, dibanding dengan tipe bendungan yang lain, dan dari desain gempa yang ada sebesar 0,15 g, ini masih sangat jauh kekuatannya, kita bisa asumsikan kekuatan dibanding dengan kekuatan daya rusak gempa yang tercatat akselerograp kita yang ditimbulkan dari gempa di cianjur kemarin, masih sangat jauh rasionya dan bacaan dari instrumen kita itu sangat terpantau dengan aman,” Ungkap Anton.

Baca Juga:  DPRD Harap Informasi Investasi di Kota Bandung Dibuka Lebar

Gempa Cianjur terjadi dengan kekuatan 5,6 Magnitudo atau jika di hitung secara akselofograpf atau alat ukur gempa itu, nilai puncak akselerasi gempa pada sumbu X sebesar 0,004448, pada sumbu Y sebesar 0,00252 g dan pada sumbu Z sebesar -0,001276 g, sedangkan bendungan Jatiluhur mampu menahan guncangan gempa sebesar 0,15 g.

Baca Juga:  Polisi Ringkus Pengedar Narkoba di Plered

“Artinya itu merupakan salah satu parameter kekutaan terhadap gempa yang jadi suatu desain dan kita terjemahkan dalam suatu desain teknis suatu bendungan, baik dari dimensi pondasi maupun dari komposisi materialnya , bendungan Jatiluhur ini kebetulan pemerintah sudag sangat konsen pada saat itu bahwa memang di Jawa barat ini ada beberapa resiko terjadi gempa, sehingga pemerintah sudah mendesain bendungan kita ini menjadi suatu bendungan tipe urugan yang cukup bisa mengakomodatif terjadinya gempa,” ungkapnya.

Baca Juga:  NU Dirikan Masjid dan Madrasah Sementara untuk Pengungsi Korban Gempa Cianjur

Anton menyebut, pihaknya selalu pengelola memiliki standar operasional yang wajib dilakukan untuk merawat agar operasinal bendungan terus berjalan dengan baik, karena diketahui bendungan ini memiliki fungsi pengairan areal pertanian dan pesawahan di wilayah Karawang, Bekasi, Indramayu. Kemudian sebagai pembangkit listrik, bahan Air Baku untuk wilayah Jakarta dan sebagai sumber air bagi masyarakat di daerah aliran sungai.