Patung Lodaya Karya Maestro Nyoman Nuarta Jadi Simbol Toleransi dan Pluralisme di Kabupaten Kuningan

Peresmian Patung Lodaya karya Maestro Nyoman Nuarta dalam peringatan Milangkala Pupuha Pangeran Djatikusumah yang ke 93 tahun, Sabtu (15/10/2022). (Foto: Istimewa).

Berkaitan dengan kebudayaan, Dewi melihat bahwa perempuan merupakan pewaris dan pemelihara pengetahuan. “Kami di Sunda Wiwitan memaknai bahwa pesan dari leluhur itu sangat visioner karena tidak membedakan laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Sandiaga Uno Sebut Indonesia Punya Dua Desa Wisata Kelas Dunia, Belum Ada dari Jawa Barat

“Kebudayaan menjadi magnet pemersatu karena menemukan titik temu, berangkat dari nilai kebersamaan itu,” tambahnya.

Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Nia Sjarifudin mengatakan, keberagaman budaya menjadi kekuatan bangsa kita dan itu menjadi jati diri bangsa.

Baca Juga:  Majalengka Kirimkan 27 Cabor Untuk Porda Jabar

“Sunda Wiwitan seringkali mendapatkan tindakan diskriminasi, tapi kenapa Paseban masih terus bertahan. Salah satunya karena memiliki akar budaya yang kuat,” kata Nia.

Baca Juga:  Soal Hibar Budaya di Kuningan, Uu Ruzhanul Ulum: Bentuk Pelestarian Adat Sunda

Nia menyampaikan, dari Sunda Wiwitan kita belajar kesundaan sikap kemanusiaan serta solidaritasnya yang tinggi.