Serangan tersebut mengakibatkan luka serius di bagian belakang kepalanya hingga membutuhkan 55 jahitan. “Serangan ini sangat brutal,” ujarnya.
Usai peristiwa itu, Heri mengaku ia langsung dilarikan ke rumah sakit setelah kejadian. Menurut Heri, intimidasi terhadap para pedagang sudah sering terjadi sebelumnya. Bahkan dirinya telah melaporkan ancaman tersebut kepada pihak kepolisian.
Heri juga menjelaskan bahwa Pasar Kambing Cisalak sudah berdiri sejak tahun 1965 dan menjadi mata pencaharian bagi para pedagang kambing di wilayah tersebut. Namun, sebagian pasar kini tergusur karena proyek pembangunan UIII, memaksa para pedagang pindah ke daerah Tapos.
Heri menegaskan bahwa para pedagang sangat menggantungkan hidupnya pada aktivitas jual-beli kambing di pasar tersebut.
Heri berharap pemerintah memberikan perhatian serius dan solusi untuk para pedagang yang terdampak. “Kami hanya meminta keadilan untuk para pedagang yang merasa terzalimi,” tutupnya penuh harap. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News