Ray Rangkuti menyebutkan, sekarang ini hampir semua partai politik menggunakan media sosial sebagai cara sosialisasi mereka.
“Media sosial dalam segala bentuknya akan menjadi pilihan utama untuk kampanye dimasa yang akan datang,” ujarnya.
Namun, Ray Rangkuti mengungkapkan, masalah dalam kampanye tersebut penggunaan media sosial kencenderunganya lebih banyak terisi dengan 3 model kampaye yakni, negatif, hoaks, dan politik identitas.
“Tantangang kita adalah hoaks dan politik identitas,” ungkapnya.
“Tentu Bawaslu harus menjadi garda terdepan untuk bisa menjadi mata dari semua publik dalam kontek subtansi isi kampaye dimasa yang akan datang, agar lebih banyak pesan-pesan poitif dariapa negatifnya,” tandasnya. (Red)