“Ketika insiden keamanan terjadi, CSIRT bertanggung jawab untuk merespons secara cepat dan tepat. Respon cepat ini dapat membantu meminimalisir dampak dari insiden tersebut, seperti kerugian data, gangguan layanan, atau dampak reputasi,” tambahnya.
Selain merespons insiden, CSIRT juga melakukan analisis forensik, mengidentifikasi sumber insiden, hingga menyusun laporan insiden. Tim ini juga bertugas mengembalikan sistem ke kondisi normal secepat mungkin serta memastikan kerentanan yang dieksploitasi telah ditutup.
“CSIRT di Pemkab Purwakarta juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran keamanan informasi di kalangan pegawai dan pejabat pemerintah. Ini termasuk memberikan pelatihan, sosialisasi, dan simulasi untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengenali dan merespons ancaman keamanan,” jelas Rudi.
Selain itu, PurwakartaKab-CSIRT juga menjalin kerja sama dengan BSSN dan CSIRT lainnya untuk berbagi informasi terkait ancaman dan tren terbaru dalam keamanan siber, yang sangat penting untuk memperkuat strategi keamanan di lingkungan Pemkab Purwakarta.
Menurut Rudi, sistem ini berperan dalam pengembangan dan implementasi kebijakan serta prosedur keamanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan Pemkab Purwakarta. Tim ini juga rutin mengevaluasi kebijakan yang ada untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tetap relevan dan efektif dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang.