Dengan demikian, Pemkot Depok tetap melanjutkan rencana penggunaannya. “Program ini akan terus berjalan,” tegasnya.
“Saya ingin menegaskan, Wali Kota terpilih, Pak Supian, juga mendukung teknologi ini. Bahkan beliau ikut meninjau langsung pengoperasian insinerator di Banyumas,” tandasny.
Menurut Idris, teknologi yang digunakan dalam insinerator sangat efisien karena mampu mengeliminasi sampah tanpa residu, baik cair maupun padat, serta asapnya hampir tidak terlihat. “Sekarang tinggal memastikan mesin bekerja optimal,” tandasnya.
Idris menyebut bahwa skema pengelolaan insinerator berbasis kelurahan akan menjadi pendekatan yang lebih efektif.
“Menurut saya, lebih baik jika setiap kelurahan memiliki insinerator sendiri sehingga tidak perlu lagi mengangkut sampah ke TPA. Dengan cara ini, volume sampah di TPA bisa berkurang secara signifikan,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot Depok juga tengah mempertimbangkan pengelolaan sampah menggunakan mesin Refuse Derived Fuel (RDF). Idris menyatakan bahwa mesin ini sangat diperlukan oleh berbagai industri yang membutuhkan produk olahan dari RDF. “Teknologi RDF juga menjadi solusi penting, dan kita bisa mengintegrasikan kedua metode ini untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif,” pungkasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News