“Awalnya malam itu, Aep telepon saya, minta diantar ke Polres Cirebon. Saya pikir Aep tidak tahu daerah Cirebon karena dia perantau, jadi saya setuju untuk mengantarnya,” ujar Dede dikutip dari JPNN pada Selasa (23/7/2024).
Saat tiba di polres, Dede baru menyadari bahwa tujuan kedatangan mereka adalah untuk memberikan kesaksian dalam kasus pembunuhan yang menewaskan anak dari Iptu Rudiana. Di polres, mereka bertemu dengan Rudiana yang sedang menunggu kedatangan mereka.
“Di luar ada saya, Aep, dan Pak Rudiana. Saya bertanya untuk apa kami ke sini? Aep menjawab bahwa kami akan menjadi saksi dalam kasus meninggalnya anak Pak Rudiana. Saya protes ke Aep, karena kami tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu. Namun, Aep meminta saya untuk mengikuti arahannya,” ungkap Dede.
Dalam pengakuannya, Dede menyatakan bahwa sebelum memberikan kesaksian, ia sudah diberikan skenario jawaban terkait peristiwa pembunuhan Vina dan Eky. Skenario tersebut disusun oleh Iptu Rudiana dan Aep. Sementara Dede diinstruksikan untuk mengikuti narasi yang telah dibuat.
Pengakuan Dede ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas proses hukum dalam kasus pembunuhan Vina.
Pihak berwenang diharapkan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kebenaran dari pengakuan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menegakkan keadilan. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News