Pengamatan Hilal Awal Ramadhan 1444 H di Unisba Tidak Terlihat karena Terhalang Hujan

Rukyatul Hilal
Pengamatan hilal di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Rabu (22/3/2023). (Foto: Rian/JabarNews).

Menurut Encep, nilai ini dihitung dari titik Utara sejati ke arah Timur-Selatan-Barat melalui lingkaran horizon atau ufuk sampai dengan proyeksi bulan dan matahari di ufuk.

Berdasarkan data ini, bulan atau hilal berada di sebelah Utara atau kanan matahari perspektif pengamat.

Baca Juga:  Kronologis Warga Kampung Jati Tertimpa Bangunan Akibat Puting Beliung

Pada pukul 18.00 WIB, tinggi hilal +7 38’15”, selanjutnya pukul 18.05 WIB (+6 27’07”), pukul 18.10 WIB (+5 21’32”), pukul 18.15 WIB (+1 51,23″), dan pukul 18.20 WIB (+2 48’16”).

Baca Juga:  Walhi Ungkap Turunnya Kualitas Lingkungan Hidup di Jabar Karena Proyek Strategis Pemerintah

“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini sudah memenuhi batas minimal hilal atau bulan mungkin terlihat, karena pada saat ini batas minimalnya berada pada ketinggian +3, sehingga mungkin hilal dapat dilihat jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut elongasi berada pada nilai +9 10’34”,” jelasnya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Disentil Haru Suandharu Soal Pj Gubernur Jabar Tinggal Duduk Manis: Inget PR!

Encep menyampaikan, peralatan yang digunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize tiga buah dan teropong manual dua buah.