“Ya! Harapannya harga kacang kedelai bisa stabil, sehingga konsumen mendapatkan harga tahu tempe wajar,” tutupnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana, mengatakan, terkait polimek tahu dan tempe bukan karena bahan atau kedelainya tidak ada.
Tapi memang karena adanya kenaikan harga bahan bakunya yang membuat pengaruh bagi pengrajin dalam produksi tahu tempe. Kalau stok kedelai khusus di Cianjur aman, cuman memang harganya ada kenaikan saat ini sampai Rp 12 ribu per kilogram untuk kedelai Impor.
“Nah! Hal ini yang berpengaruh bagi pengrajin untuk produksi,” katanya.
Agus menambahkan, KOPTI kedepannya bisa berperan dalam pengendalian harga kedelai ini dengan cara dapat membackup kebutuhan bahan baku para pengrajin. Dan, terakhir harapannya bisa menjadi Importir, jadi bisa membackup kebutuhan bahan baku perajin.
“Kalau bisa dibackup sama KOPTI harga bisa diatur karena satu importir saja,” tandasnya. (Mul)