“Satu hari sebelumnya warga yang mengungsi sebanyak 14 kepala keluarga dengan 27 jiwa, namun hari ini jumlahnya bertambah menjadi 30 kepala keluarga dengan 90 jiwa karena sebagian besar mengeluhkan rumah mereka mengalami retak di bagian dinding dan lantai,” kata Rudi di Cianjur, Senin (10/10/2022).
Oleh karena itu, pihaknya menyiagakan sekitar 30 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) untuk melakukan pengawasan terkait pergerakan tanah yang terus meluas, termasuk mengevakuasi warga ketika hujan kembali turun sehingga berpotensi terjadinya longsor susulan dan pergerakan tanah semakin dalam.
Saat malam, tambah dia, warga untuk tinggal di pengungsian sebagai upaya menghindari korban jiwa karena bencana alam susulan dapat terjadi setiap saat, ditambah pergerakan tanah dirasakan warga yang sebelumnya masih bertahan di rumahnya masing-masing.
“Senin petang, kami mendapat laporan kalau 16 rumah milik warga yang sebelumnya masih ditempati mengalami retak ditambah pintu dan jendela rumah tidak dapat ditutup karena mengalami pergeseran, sehingga mereka kami minta untuk mengungsi untuk antisipasi hal tidak diinginkan,” tandasnya. (Red)