Menurut Dedi, seorang petani anggota gapoktan tersebut, kelangkaan pupuk subsidi dan rendahnya harga gabah menjadi tantangan utama.
“Hasil panen kami sering dibeli oleh tengkulak dengan harga yang tidak menguntungkan. Hal ini jelas merugikan petani,” ujar Dedi didampingi oleh Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat LBH Senapati Indonesia.
Ketua Gapoktan Tani Makmur, H. Darsono, dalam audiensi dengan Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu minggu lalu, menyampaikan beberapa keluhan.
Salah satu masalah yang disoroti adalah sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Namun, jawaban yang diterima dari Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu dinilai tidak memadai.
“Alasannya karena tidak menanam tebu. Ini jelas tidak relevan dengan persoalan kelangkaan pupuk,” ungkapnya.