General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Djarot Hutabri EBS menjelaskan bahwa proses migrasi dari AIS menuju GIS pada lokasi tersebut dilakukan secara bertahap demi tetap menjaga suplai kelistrikan kepada pelanggan.
Dibangun di kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, Kota Semarang, proyek dengan nilai lebih dari Rp 400 Milyar tersebut mampu menyerap 174 pekerja lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada sipil GIS mencapai 100% dan pada SKTT mencapai 65,6%.
“Kami juga sangat berharap keandalan sistem kelistrikan akan menjadi dasar tonggak dari upaya peningkatan perekonomian nasional. Kami yakin, sistem kelistrikan yang andal akan mampu menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Djarot.
Gas Insulated Switchgear (GIS) merupakan gardu induk yang menggunakan teknologi isolasi gas sulphurhexaflouride (SF6) dimana lahan yang digunakan lebih efisien dibandingkan gardu induk konvensional. Melalui teknologi ini, pembangunan gardu induk tidak lagi membutuhkan luasan lahan yang besar sehingga efektif untuk diterapkan di kota/daerah padat penduduk.
Keberhasilan energize proyek ini adalah salah satu wujud dedikasi PLN dalam menyediakan pasokan dan keandalan listrik bagi masyarakat. Ke depannya, PLN akan terus bergerak menghadirkan energi listrik berkualitas untuk menerangi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. (Red)