“Hasil bronjongnya kita analisis kembali ternyata kurang kuat. Jadi kegiatan PKM kemarin itu yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi, memberikan pencerahan kepada masyarakat disana,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dewi menyebut, pihaknya juga membuat peta zona kelongsoran yang tentunya ada zonasi merah di pinggir-pinggir lereng, sehingga ketika masyarakat yang ingin atau sudah membangun itu harus bisa memperkuat bangunannya.
“Kami menjelaskan apa saja tanda-tanda kelongsoran, agar masyarakat lebih peduli,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dewi menerangkan bahwa dari proses pengajuan sampai penelitian dilakukan memakan waktu sekitar 6 bulan. Tetapi PKM ini adalah hasil output dari penelitian yang dilakukannya selama satu tahun.
Adapun hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut berupa peta zona kelongsoroan, video dan buklet yang berisi seperti animasi terkait penjelasan lereng dan teknologi cara memperkuat lereng. Selain itu, luaran kegiatan ini juga menghasilkan buku yang ber-ISBN.