Dalam kesempatan itu, diperlihatkan juga simulasi dalam menanggulangi aksi massa saat proses penghitungan suara di titik-titik rawan seperti kantor KPU, dan kawasan pusat pemerintahan serta bisnis dengan mengedepankan urutan penanganan mulai dari mediasi, pengamanan defensif, sampai pada penguraian massa dengan meriam air dan gas air mata.
Kemudian ditunjukkan juga simulasi penanganan ketika terjadi aksi teror seperti pengeboman, sampai penculikan dalam hal ini Ketua KPU Jabar oleh pelaku teror yang ditanggulangi oleh satuan antiteror, tim gegana, Inafis, hingga pemadam kebakaran dan tim medis.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin yang diposisikan menjadi pembina dalam latihan gabungan tersebut mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan sinergitas dan soliditas antara jajaran TNI dan Polri untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan secara teknis dan taktis guna menyamakan persepsi, pola pikir, pola sikap, serta pola tindak secara terpadu dan sistematis.
Kerja sama kedua institusi pengamanan itu, bersama pemerintah daerah, baik Pemprov Jawa Barat, maupun seluruh pemerintah kabupaten dan kota yang ada di daerah itu, KPU Jawa Barat, Bawaslu Jawa Barat, serta keterlibatan masyarakat, adalah kunci dari keberhasilan dalam upaya menjaga ketertiban dan keamanan selama tahapan pemilu berlangsung.
“Sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis, dan juga yang paling utama adalah menjaga kondusivitas dan keamanan di Jawa Barat,” tandas Bey. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News