Dari situ diketahui pula, warga yang menempati lahan perusahaan tersebut adalah mantan karyawan perusahaan sewaktu lahan tersebut masih digunakan untuk penambangan pasir.
“Sejak 2012 pada saat musyawarah di Kantor Desa Cilangkap, warga mengakui kepemilikan status tanah yang didiaminya itu bukan miliknya,” kata Perwakilan PT Lifelon Jaya Makmur, Agus Awalludin, S.H., kepada wartawan, Jumat, 3 Februari 2023.
Warga juga, Kata Agus, mengaku tidak meminta izin terlebih dahulu saat hendak mendirikan bangunan di tanah tersebut. Adapun warga yang enggan direlokasi ini beranggapan kompensasi yang diberikan PT Lifelon Jaya Makmur tak sesuai.
“Padahal perusahaan telah memberikan tanah seluas 100 meter persegi beserta sertifikatnya secara gratis. Serta, bantuan berupa uang penggantian bongkar bangunan dengan jumlah bervariasi sesuai keadaan bangunan,” Sebutnya.
Sementara, sebagian lagi, sudah ada yang pindah dan memanfaatkan lahan yang telah diberikan PT Lifelon Jaya. Juga telah menerima sertifikat hak milik, termasuk menerima sejumlah uang untuk membongkar rumah dan pindah di lahan yang baru itu.