Dia menceritakan, kejadian berawal saat korban biasa membangunkan santriwati dengan berkeliling. Saat membangunkan itu, tiba-tiba seorang santriwati di kobong menangis.
“Santriwatinya mengaku mau dilecehkan, padahal anak saya tidak masuk ke kobong santriwati,” cerita dia.
A menuturkan, saat kejadian tersebut korban sempat dipukul santri lain sampai bajunya robek. “Sesudah kejadian itu sempat ada pemukulan, bahkan bajunya juga robek-robek, karena dipukul sama santri lain,” bebernya.
“Padahal anak saya dari faktor kejiwaannya juga tidak mungkin melakukan pelecehan seksual. Kepribadian anak saya masih anak kecil, karena melihat kesehariannya saja belum ada rasa malu, jualan layang-layang juga jalan kaki tidak malu,” tambahnya.
Menurut A, anaknya sempat trauma bahkan pulang ke rumah orang tua juga takut. Pernah sekali waktu, anaknya mau bunuh diri atau mengakhiri hidupnya.