“Dan semua itu dilanggar, bahkan oleh negara-negara Arab yang mengusulkannya sendiri, hingga Palestina sekarang harus sendirian,” jelasnya.
Menurut Atip, langkah ini juga sebagai usaha dari Persis untuk mengetuk hati nurani negara-negara Arab yang secara geopolitik teritorial berhubungan langsung dengan Palestina, dan dahulu berada di garis depan, bahkan tahun 1967 membuat kesepakatan resolusi Khartoum.
“Resolusi three no’s itu semuanya dilanggar, Mesir membuka hubungan diplomatik dengan Israel, kemudian Uni Emirat Arab, Bahrain dan beberapa negara Arab lainnya. Jadi Persis ingin mengetuk nurani dari negara-negara yang secara historis dan ideologis, mereka itu memiliki tanggung jawab tentang hal itu,” ucapnya.
Terkait isu Palestina sendiri, Musykernas PP Persis tahun 2023 ini membuat sedikitnya tiga rekomendasi, yang pertama mereka sangat mengecam keras kekejaman Israel di Palestina dan mendesak lembaga dunia terutama PBB, OKI dan lembaga HAM internasional dengan segala kewenangan yang dimilikinya, untuk bersikap tegas dan keras dalam menghentikan pembantaian dan genosida oleh Israel yang telah membunuh belasan ribu jiwa warga Palestina, serta akan menuntut rezim Zionis Israel ke mahkamah internasional sebagai penjahat perang.
Kedua, PP Persis mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina dalam upaya merebut kemerdekaan, serta mengembalikan hak-hak mereka atas tanah yang diduduki secara paksa dan ilegal oleh Zionis Israel.