JABARNEWS | BANDUNG – Letak geografis Kota Bandung berada di cekungan yang dikelilingi pegunungan dan di bawah patahan atau sesar Lembang.
Sehingga Kota Bandung memiliki risiko cukup tinggi terjadinya bencana, seperti gempa bumi dan banjir.
Untuk meminimalisir risiko, dibutuhkan kajian mitigasi bencana yang tepat dan terukur sebagai bahan dasar dalam perencanaan penanganan kebencanaan di Kota Bandung.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat membuka Seminar Kajian Bencana secara virtual, di Balai Kota Bandung, Senin (27/9/2021).
Yana menerangkan, dampak dari bencana gempa atau banjir yang terjadi tidak hanya akan dirasakan warga Kota Bandung, tetapi dapat berakibat lebih luas.
Baca Juga: Wagub Uu Ruzhanul Ulum Minta Atlet Balap Motor Jabar Siapkan Mental
Baca Juga: Dipicu Masalah Sepele Ini, Tawuran Pelajar SMK di Sukabumi Kembali Menelan Korban
Baca Juga: Persib Bandung Hattrick Hasil Imbang, Robert Rene Alberts: Tim Berada di Bawah Tekanan
Baca Juga: Tiga Cara Servis Motor Empat Tak Sendiri Di Rumah
Baca Juga: Buntut Bentrokan Ormas Pemuda Pancasila dan BPPKB Banten, Polres Cianjur Tangkap 4 Tersangka
“Dengan begitu perlu adanya perubahan pola pikir dari penanggulangan bencana ke pengurangan rIsiko bencana,” ungkapnya.
Yana menyebut, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan. Pertama pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.
Kedua pemahaman tentang kerentanan masyarakat, dan terakhir menganalisis kemungkinan dampak bencana.
Baca Juga: Wagub Uu Ruzhanul Ulum Minta Atlet Balap Motor Jabar Siapkan Mental
“Ketiga hal tersebut akan memberikan pilihan tindakan pengurangan risiko bencana dan memudahkan kita dalam membuat mekanisme penanggulangan dampak bencana,” tuturnya.
Karenanya, Yana meminta para kepala perangkat daerah, camat maupun lurah untuk segera menindaklanjuti kajian risiko bencana di Kota Bandung.
“Perlu kita ingat bersama bahwa sehebat apapun rencana selalu ada kemungkinan menemui kegagalan. Tapi tanpa rencana, itu artinya kita sedang merencanakan kegagalan,” tutupnya. (Red)