Kota Bandung Lakukan Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia di Puskesmas

JABARNEWS | BANDUNG – Dalam rangka mencegah kelahiran penderita Thalasemia baru, UPT Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung melakukan Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia, Selasa 5 Oktober 2021.

Uji coba ini terselenggara berkat kolaborasi Kementrian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Bandung.

Thalasemia merupakan kelainan darah yang menbuat penderitanya mengalami keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak nafas. Kelainan ini diturunkan dari orang tua atau genetik.

Baca Juga: SEMMI Jabar Komitmen Jembatani Aspirasi Masyarakat Dengan Pemerintah

Kelainan tersebut belum dapat diobati, namun dapat dicegah melalui pencegahan perkawinan sesama pembawa sifat thalasemia. Sehingga memerlukan pendeteksian dini atau skrining.

Wali Kota Bandung Oded M Danial berharap, dengan adanya program Deteksi Dini Thalasemia ini, sosialisasi dan edukasi semakin gencar. Sehingga masyarakat semakin paham tentang thalasemia.

“Nanti kita bisa mendapat data yang akurat. Mudah-mudahan bisa memitigasi terjadinya pernikahan antara pembawa sifat,” kata Oded M Danial.

Baca Juga:  Hendak Nyalip, Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas

Baca Juga: HUT ke-76 TNI, Uu Ruzhanul Ulum Sampaikan Pesan Ini

Menurut Oded M Danial, ketika pernikahan pembawa sifat ini bisa diputus mata rantainya dengan pemahaman masyarakat, maka bisa meminimalisir terjadinya thalasemia baru.

“Pengidapnya di Kota Bandung sekitar 300an orang yang sedang pengobatan. Karena Jawa Barat termasuk tertinggi tingkat provinsi, maka Kota Bandung juga bisa dikatakan tinggi,” ucapnya.

“Karena ini penyakit turunan atau genetik, makanya salah satu caranya dengan tidak ada pernikahan pembawa sifat, pemahaman itu sudah ada di masyarakat tetapi masih kurang,” lanjutnya.

Baca Juga: Bersimbah Darah, Pria Korban Penusukan Terkapar di Cicendo Bandung

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, dr Cut Putri Arianie mengungkapkan, Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia ini dilakukan Kemenkes dengan kerja sama pemerintah daerah, dan organisasi profesi, serta lembaga swadaya masyarakat.

Baca Juga:  Sambut Bulan Ramadhan, Ratusan Warga Serdang Bedagai Gelar Pawai Obor

“Di Jawa Barat datanya menunjukkan provinsi tertinggi sekitar 40 persen kasusnya. Makanya di Jawa Barat dilakukan di 14 Kabupaten/Kota yang terpilih melakukan uji coba ini,” ujar Cut Putri Arianie.

Cut Putri Arianie menyebut, penyakit ini dari beberapa literatur dan referensi menyatakan saudara kandung penyandang thalasemi hampir 50 persen menjadi pembawa sifat. Sehingga skrining diperlukan untuk para saudara kandung dari penyandang thalasemia tersebut.

Baca Juga: Sudah Ancang-Ancang Libur Natal dan Tahun Baru? Simak Dulu Kebijakan Pemerintah!

“Pada hari ini yang akan diskrining adalah para saudara kandung dari para penyandang thalasemi yang pada usia produktif. Terutama yang memang belum menikah agar mereka tahu bagaimana mengambil langkah selanjutnya, untuk kelanjutan perkawainan atau merencanakan keturunan,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara mengatakan, tahun ini Kota Bandung menjadi salah satu lokus Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia yang dilakukan di sejumlah Puskesmas.

Baca Juga:  Cegah Kasus PMK Baru, DKPP Jabar Perkuat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak

“Sasarannya keluarga di ring satu yaitu saudara kandung pengidap thalasemia yang tercatat ada 382 di Kota Bandung. Pelaksanaan hari ini di Puskesmas Garuda yang akan diikuti oleh 13 UPT Puskesmas lainnya selama Oktober,” tutur Ahyani Raksanagara.

Baca Juga: Tempat Wisata Garut Tutup Lagi karena Capaian Vaksinasi Rendah, Begini Penjelasannya

Ahyani Raksanagara memastikan, pelaksanaan deteksi dini thalasemia tidak akan berhenti dan menjadi komitmen dalam pencegahan kelahiran dengan thalasemia untuk mewujudkan Kota Bandung Zero Kelahiran Thalasemia.

“Pada rangkaian uji coba hari ini, Puskesmas Garuda meluncurkan inovasi Garpu Thala, Garuda Peduli Thalasemia. Ke depannya semua calon pengantin, ibu hamil, remaja, dan pasien akan mendapatkan pemeriksaan,” tandasnya. (Red)