JABARNEWS | NIAS – Pelajar di Nias Utara kini tidak lagi bergantungan menyeberangi jembatan gantung sungai Muzoi di Desa Orahili, Kecamatan Namohalu Esia, Kabupaten Nias Utara.
Camat namohalu Esiwa, Fanotona Harefa mengatakan, masyarakat sudah melakukan gotong royong memperbaiki lantai jembatan gantung dengan menggunakan batang pohon pinang dan bambu agar bisa dilalui pelajar untuk kesekolah.
“Sudah dipebaiki masyarakat secara gotong royong dengan mengganti lantai yang rusak dengan batang pohon pinang dan bambu,” katanya, Rabu 6 Oktober 2021.
Baca Juga: 80 Persen Kelurahan di Kota Bandung Berstatus Zona Hijau, Dinkes: Kasus Covid-19 Sangat Landai
Baca Juga: Pekan Depan, Dinkes Kota Bandung Bakal Tes Antigen Siswa dan PTK yang Laksanakan PTM
Dijelaskannya, rusaknya jembatan gantung sungai Muzoi disebabkan material kayu terbawa arus sungai akibat banjir bandang beberapa waktu lalu. Hal itu membuat akses penghubung antara dua desa terganggu, terutama pelajar yang ingin menuju sekolah.
“Rusaknya jembatan itu memutus akses penghubung 2 desa, namun kini sudah bisa dilalui atas partisipasi masyarakat untuk memperbaikinya,” ucap Harefa.
Kata dia, walau sudah diperbaiki dengan menggunakan batang pohon pinang dan bambu, namun lantai jembatan tidak akan bertahan lama. Sehingga perlu perbaiki secepatnya dengan permanen agar masyarakat nyaman melintas dijembatan tersebut.
Baca Juga: Tiga Remaja Buat Tembakau Sintetis, Dijual Lewat Instagram
“Paling bisa bertahan 2 bulan, kita minta segera diperbaiki secara permanen,” ucap Harefa.
Menurut Harefa, pihak dari Dirjen Kementerian PUPR Pusat sudah melakukan peninjauan dan pengukuran untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut.
“Kita harapkan segera diperbiki lebih permanen, sebab jembatan tersebut akses penghubung antar 2 desa,” bilangnya. (Ptr)