JABARNEWS | BANDUNG – Pesan berantai yang membuat panik warga Jawa Barat terjadi lagi. Kali ini, kegaduhan muncul melalui dari sebaran informasi yang mengatasnamakan Doses biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Sri Nurdiati.
Dalam tulisan yang beredar di media sosial, Sri Nurdiati sebagai dosen biokimia IPB ini menyebutkan antibodi lebih penting ketimbang memakai masker.
Dalam pesan berantai itu, disebutkan bahwa masyarakat tidak perlu panik mengenakan masker atau hand sanitizer. Sebab, antibodi jauh lebih penting dari dua hal tersebut.
Baca Juga: Ribuan Siswa Ikuti Vaksinasi di SMK 45 Lembang, Ada yang Pingsan Takut Disuntik
Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 di Kota Bandung Aman Untuk Dua Pekan Lagi
“INILAH PAKAR YANG BENAR-BENAR PAKAR, MEMBERIKAN PENCERAHAN DAN HARAPAN, TIDAK MENAKUT-NAKUTI. ‘Sumber:
Dr. Ir. Hj. Sri Nurdiati (Dekan FMIPA IPB dan Dosen Biokimia IPB)’. Banyak orang nggak sadar pentingnya “ANTIBODI” stoknya harus selalu ada. Orang lebih panik masker atau hand sanitizer hilang di pasaran. Harusnya kita lebih panik kalau “ANTIBODI” hilang di tubuh, karena virus tidak mungkin dihindari” demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.
Baca Juga: Kejari Serdang Bedagai Belum Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah 36,5 M di KPU
Baca Juga: Soal Pengawasan Pemerintahan, Uu Ruzhanul Ulum Bakal Tindaklanjuti Rekomendasi APIP
Berdasarkan penelusuran, tulisan itu bukan ditulis oleh Sri Nurdiati. Bahkan, Sri Nurdiati sendiri sudah membantahnya langsung melalui penjelasan yang dimuat di laman resmi IPB. Penjelasan itu disampaikan Sri Nurdiati pada 20 April 2020 lalu.
“Bukan saya yang menulisnya. Akibatnya, saya harus mengklarifikasi pertanyaan yang datang bertubi-tubi ke saya, bahwa itu bukan tulisan saya,” kata Sri.
Dijelaskan pula bahwa Sri Nurdiati memang Dekan FMIPA IPB. Akan tetapi, ia tercatat bukan dosen biokimia. Melainkan dosen di Departemen Matematika, tepatnya Matematika Komputasi.
Dengan keterangan yang disampaikan Sri Nurdiati itu, Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dan Jabar Saber Hoax, memastikan antibodi lebih penting ketimbang memakai masker adalah missinformasi, informasi ini termasuk dalam konten pabrikan.
Baca Juga: Cerita Dahsatnya Angin Puting Beliung Terjang Puluhan Rumah di Serdang Bedagai, Buat Warga Trauma
Disisi lain, untuk mencegah hoaks Covid-19, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat intens melakukan sosialisasi.
Hal tersebut didasari atas perhatian khusus Gubernur Jabar Ridwan Kamil terhadap isu hoaks Covid-19. Tujuannya agar asyarakat tetap sehat, tetap mencegah penyebaran Covid-19 dengan tidak termakan hoaks yang beredar.
“Kami terus memberikan literasi apa itu hoax dan dampaknya agar masyarakat tidak terpengaruh berita hoax,” ujar Ateng Kusnadar Adisaputra, Kabid BPBGM Dispusipda. ***