JABARNEWS | CIREBON – Kerusakan lingkungan mengakibatkan petambak garam di Cirebon, Jawa Barat, kesulitan untuk memproduksi garam.
“Sekarang produksi garam kita juga terganggu abrasi,” kata Ismail, petambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/10/2021).
Menurut dia, sudah sekitar dua tahun terakhir ini abrasi atau rob yang terjadi di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Baca Juga: Minta Manajemen Segera Respons Petisi, Bobotoh Gunakan Flare Kepung Kantor Persib Bandung
Baca Juga: Kata Erick Thohir di Jawa Barat Sedang Dibangun Pusat Investasi, Ini Lokasinya
Ketika para petambak sedang memproduksi garam, air laut pun sering pasang, sehingga produksi garam gagal total. Hal itu pun membuat para petambak garam merugi.
Abrasi tersebut, kata Ismail, dikarenakan lingkungan sekitar terutama bibir pantai mengalami kerusakan, sehingga tidak ada tanggul alami untuk mencegah air laut masuk ke areal tambak.
“Sudah dua tahun ini sebagian petani garam kita menangis. Sebab sebagian lahan garam mereka sering kali terendam air laut pasang,” tuturnya.
Baca Juga: Gerindra Umumkan Prabowo Subianto Capres 2024, Begini Tanggapan Tokoh Politik di Jawa Barat
Baca Juga: Cerita Pemuda Lulusan SMK Hasilkan Rp300 Juta Sebulan, Produknya Booming di Hongkong
Untuk itu, para petambak menginginkan adanya perhatian dari pemerintah. Terutama dalam rangka mengatasi abrasi, agar para petambak garam bisa kembali produksi seperti sediakala.
“Harapan kami tentu ada solusi dari pemerintah pusat untuk mengatasi terjadinya abrasi ini, supaya petani garam bisa kembali menggarap lahan mereka,” ujarnya.
Petambak garam yang lain, Ilyas mengatakan, abrasi telah ikut serta memperparah nasib para petambak garam, karena selain harga kini produksi pun terganggu.
Baca Juga: Warga Tebing Tinggi Bingung dan Resah, Monyet Liar Bisa Lepas dari Perangkap
Baca Juga: Tidak Kapok Kalah Tiga Kali, Prabowo Subianto Bakal Maju Lagi di Pilpres 2024 karena Alasan Ini
“Harga sudah anjlok, tapi belakangan ini kami dihadapkan dengan abrasi. Sehingga produksi pun menjadi tersendat,” katanya.***