Tiru Ponpes Agribisnis Bustanul Ulum, Kota Banjar Bakal Kembangkan Demplot Melon Jenis Inthanon

JABARNEWS | BANJAR – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar berencana membangun demplot melon jenis Inthanon.

Diketahui, demplot melon jenis Inthanon sudah dikembangkan oleh pondok pesantren (Ponpes) Agribisnis Bustanul Ulum.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar Agus Kostaman mengatakan, rencananya untuk pengembangan demplot melon jenis Inthanon menggunakan teknologi modern tersebut akan dilakukan oleh kelompok tani (Poktan) yang ada di Kota Banjar.

Baca Juga: Sepasang Kekasih yang Tewas dalam Kontrakan di Cisayong Tasikmalaya Menemui Titik Terang, Diduga Karena Ini

Baca Juga: Setiawan Wangsaatmaja Bilang Pergub Jabar Ini Lindungi Pekerja dengan Jaminan Kehilangan Kerja

Baca Juga:  Bom Mortir Aktif Berbahaya Ditemukan di Karawang, Diduga Sisa Perang Dunia Dua

Sehingga, lanjut dia, program tersebut bukan hanya dikembangkan oleh pondok pesantren saja, tapi juga bisa untuk memenuhi kebutuhan pertanian buah-buahan yang ada di Kota Banjar.

“Kedepan kita juga ingin mencoba mengembangkan melalui Poktan. Insyaallah kita mengusulkan agar ada green house seperti ini,” kata Agus Kostaman kepada wartawan usai panen raya di Green House Bustanul Ulum, Senin 25 Oktober 2021.

Baca Juga: Soroti Masalah Tawuran, DPRD Jabar Minta Sekolah Perhatikan Psikologis Siswa saat PTM

Baca Juga: Walah! Diserang Monyet Liar, Petani di Kawali Ciamis Gagal Panen

Baca Juga:  Bantu Beban Warga, Gemasaba Jabar Distribusan 3.000 Paket Sembako

Agus mengungkapkan, sebelum itu pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pengkajian untuk mengusulkan anggaran pengembangan demplot melon jenis Inthanon.

Kajian tersebut, menurut Agus, perlu dilakukan karena dari peninjauan budidaya menggunakan teknologi modern atau green house membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Meskipun, sambung Agus, buah yang dihasilkan tersebut merupakan komoditas buah langka dan harga jualnya juga lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan jenis melon yang lainnya.

“Buah ini komoditasnya bagus dan harganya lebih tinggi dibandingkan jenis melon yang lain. Tapi di sini biaya untuk proses produksinya juga tinggi,” ujarnya.

Baca Juga:  Hari Kesaktian Pancasila, Presiden Jokowi: Nilai Kebangsaan Amanah yang Harus Dijaga

Baca Juga: Percepat Vaksinasi Covid-19, Polres Tasikmalaya Datangi Sekolah

Baca Juga: Ridwan Kamil Tegaskan Tak Ingin Dengar Ada BUMD Rugi

Lebih jauh, Agus menambahkan, selain membutuhkan biaya yang tinggi saat ini untuk bibit buah melon tersebut juga masih langka. Sekarang budidaya melon yang sudah berjalan bibitnya berasal dari luar negeri atau hasil impor.

“Bibit buah ini bibit langka, produk impor. Mungkin ke depan kalau sudah berkembang bagus bibitnya mudah bisa untuk dikembangkan,” tandasnya.***