JABARNEWS | BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat bahwa 24 kecamatan berpotensi mengalami bencana longsor pada musim hujan akhir tahun 2021 ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat mengatakan, cuaca ekstrem diprediksi melanda kawasan Bandung berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Saat ini, BPBD Kabupaten Bandung pun sudah menetapkan status tanggap darurat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
Baca Juga: Ade Yasin: Setiap Rumah Haru Sediakan Minimal Dua Tempat Sampah
“Artinya masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, atau bantaran sungai, agar meningkatkan kewaspadaan berkaitan dengan potensi bencana hidrometeorologi,” kata Hendra, Rabu 27 Oktober 2021.
Dia menyebutkan, 24 kecamatan itu ialah Arjasari, Baleendah, Banjaran, Cangkuang, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimaung, Cimenyan, Ciparay Ciwidey, Ibun, Kertasari, Kutawaringin dan Margaasih.
Kemudian Nagreg, Pacet, Pameungpeuk, Pangalengan, Paseh, Pasirjambu, Rancabali dan Soreang. Dari 24 kecamatan itu, BPBD mencatat ada 124 desa yang berpotensi menjadi titik longsor.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi, Warga di Bataran Sungai Kabupaten Bandung Diminta Waspada
BPBD Kabupaten Bandung pun sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu ke setiap kecamatan dan diteruskan ke setiap desa.
Selain longsor, menurutnya, banjir bandang juga perlu diantisipasi pada musim hujan kali ini, seiring dengan peningkatan curah hujan di Bandung dan sekitarnya.
“Masyarakat di bantaran sungai pun perlu berhati-hati, karena longsor juga bisa berpotensi menimbulkan banjir bandang, karena berpengaruh membuat sungai tersumbat,” katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Lantik Akhmad Marjuki Jadi Wabup Bekasi, Begini Pesannya
Maka dari itu, ia meminta masyarakat intensif berkomunikasi dengan BPBD Kabupaten Bandung dan melakukan upaya pencegahan.
Masyarakat bisa menganalisis potensi longsor jika ada rekahan tanah, atau menghilangkan sumbatan-sumbatan di sungai guna meminimalkan potensi banjir bandang.
“Kalau banjir, genangan itu bisa terprediksi, biasa terjadi misalnya di Kertasari hujan, dua atau tiga jam setelahnya itu banjir terjadi di Baleendah atau Bojongsoang. Jadi yang harus diwaspadai itu longsor dan banjir bandang,” kata dia.***