Pemulihan Ekonomi di Jepang dengan Penguatan Mata Uang Lokal, KPED: di Jabar Taat Protokol Kesehatan

JABARNEWS | BANDUNG – Jawa Barat belajar dari dua provinsi di Jepang dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Kedua provinsi atau prefektur itu yakni Prefektur Shimane dan Prefektur Shizuoka.

Chief of Commerce and Industry Planing Department, Shizuoka Prefecture Yamamoto Tomoya mengatakan, salah satu cara untuk pemulihan ekonomi yakni dengan penguatan mata uang lokal di daerah.

“Penggunaan mata uang lokal di daerah dimaksudkan agar perputaran ekonomi terlokalisasi hanya di daerah saja. Kami menggunakan mata uang lokal dalam bentuk uang digital, bekerja sama dengan toko-toko yang ada di kota,” kata Yamamoto dalam Webinar Indonesia-Japan Knowladge Exchange Seminar yang diselenggarakan, Rabu, 27 Oktober 2021.

Baca Juga: 3 Manfaat Minyak Ikan Untuk Kucing, Diantaranya Mengurangi Resiko Penyakit Jantung

Baca Juga:  Subang Siap Gelar MTB Dan Road Race Asian Games 2018

Baca Juga: Pondok Pesantren Rawan Peyebaran Covid-19, Ratusan Santri jadi Target Sasaran Vaksinasi di Sukabumi

Menurut Yamamoto, penggunaan mata uang lokal digital memudahkan transaksi dan mendapat sambutan maayarakat serta pelaku usaha.

Sementara itu, inovasi lain dilakukan dalam dunia pariwisata di Prefektur Shimane dengan menggelar wisata daring secara langsung.

Baca Juga: Ade Yasin Sebut Ekspor Tanaman Hias di Kabupaten Bogor Bisa Hasilkan Devisia Rp700 Juta per Hari

Baca Juga: Pembangunan Revitalisasi Terminal Tipe A Kota Banjar Ditargetkan Rampung pada Juli 2021

“Kami tawarkan paket kepada masyarakat berwisata virtual secara live atau siaran langsung. Sebelum tur kami kirimkan terlebih dahulu produk makanan lokal kepada peserta agar sambil tur virtual bisa sambil memikmati produk lokal,” ujar Tourism Promotion Division Commerce Industry and Labour Department Shimane Prefecture Kuwasawa Yusuke.

Baca Juga:  Kantor Bupati Subang Dikepung Honorer K2

Menurut Kuwasawa, cara itu berhasil mendongrak penghasilan produsen lokal dan pariwisata setempat karena peminatnya semakin banyak.

Disisi lain Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jabar Ipong Witono menyampaikan bahwa di Jabar pemulihan ekonomi menggunakan prinsip taat protokol kesehatan.

“Intinya prinsip yang dipegang Pak Gubernur adalah, semua masyarakat Jabar adalah aktor pemulihan ekonomi dengan cara taat pada protokol kesehatan,” ucap Ipong.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Tegaskan Peran Pemuda Sangat Penting dalam Pembangunan Jawa Barat

Baca Juga:  Pindad Terima Pesanan Rantis Maung Versi Sipil, Apa Ada Peralatan Militer?

Baca Juga: Rela Cerai dengan Suami demi PNS, Ibu Muda di Pangandaran Ini Hanya Dihamili Tak Dinikahi

Menurut Ipong, dengan pandemi masyarakat sebagai subyek dituntut menemukan inovasi baru dalam menjalankan roda kehidupannya termasuk sektor ekonomi.

Masyarakat, lanjut dia, menjadi pelaku utama pemulihan dengan koridor kebijakan yang diberikan oleh pemerintah provinsi.

Baca Juga: Bocah yang Tenggelam Setelah Terseret Arus Sungai Palangpang Sukabumi Ditemukan, Pihak Keluarga Histeris

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Enam Kepala Daerah Sepakat Kelola TPPAS Regional Legok Nangka

“Dengan pandemi masyarakat dituntut menemukan inovasi baru dalam menjalankan roda kehidupannya termasuk sektor ekonomi,” tandasnya.***